Belajar Kimia

Salah satu syarat belajar kimia adalah memahami konsep matematika atau berhitung dengan baik. Namun itu bukanlah “nyawa” pelajaran kimia. Jadi matematika bukanlah segala-galanya untuk bisa memahami kimia dengan baik. Kadang justru siswa SMA sering dipusingkan dengan hitungan dalam kimia, siswa fokus ke hal itu dan akibatnya mereka lupa konsep kimia yang seharusnya ia pahami. Matematika dalam pelajaran kimia hanyalah sebagai alat. Tetapi penggunaan alat dengan benar tetap akan menentukan hasil akhir dalam belajar kimia.

Saya baru saja ingat bahwa ada “aplikasi kecil” yang dibuat dengan Excel yang dan dapat kita manfaatkan untuk belajar kimia. Ada pengembang yang telah membuat “alat” untuk memberikan kemudahan agar kita tidak disibukkan dalam hal hitungan matematis dalam kimia. Salah satunya adalah Chemical Excelets, yang lain akan saya bahas di lain waktu. Excelets sendiri merupakan simulasi pemodelan matematika yang mengunakan aplikasi spreadsheet excel (bisa juga diterapkan untuk openoffice.org). Jadi Chemical Excelets adalah excelets yang dibuat untuk perhitungan matematis untuk kimia (dalam hal ini adalah kimia umum) untuk kimia yang lebih spesfik kita bisa menelusuri pranala yang diberikan pada web yang memberikan Chemical Excelet itu.

Salah satu aplikasi Chemical Excelets

Untuk bisa menggunakan Chemical Excelets pada komputer yang kita pakai harus terinstall aplikasi spreadsheet (misalnya microsoft office excel dan openoffice spreadsheet). Selanjutkan kita tinggal membuka file yang khusus digunakan untuk perhitungan kimia tertentu.

Di web Chemical Excelets tersedia banyak sekali file-file dengan format *.XLS untuk bisa digunakan dalam membantu perhitungan kimia tepatnya kimia umum, boleh juga digunakan untuk pembelajaran kimia SMA. Menurut saya aplikasi yang tersedia lebih dari cukup kalau untuk digunakan di SMA. Guru bisa melakukan modifikasi soal bahasa sehingga siswa bisa memanfaatkannya.

Meskipun Chemical Excel sangat membantu dalam pembelajaran tapi tetap harus diingatkan bahwa pengguna juga harus paham dalam konsep berhitung pada pokok bahasan di kimia. Ini semacam penggunaan kalkulator, siswa harus tahu lebih dulu konsep berhitung baru boleh menggunakan kalkulator untuk memperlancar pembelajaran materi berikutnya.

Pada Chemical Excelets tersebut setiap “kalkulator”nya sudah disediakan hand out yang bisa memandu kita bagaimana menggunakan alat tersebut secara benar dan efektif.

Saya sudah download semua file Chemical Excelets tersebut dan membundelnya dalam satu folder sebesar 20-an MB, dan setelah di saya kompres menjadi kurang lebih hanya 3,40 MB saja. Kalau tertarik anda boleh mengunjungi web ini untuk mendownlaod Chemical Excelets dan mendownloadnya satu persatu sesuai kebutuhan. Kalau mau langsung dapat satu paket keseluruhan saya bisa kirim ke email anda, syaratnya tinggalkan alamat email anda atau tulis komentar dibagian bawah tulisan ini. Atau kalau masih aktif silahkan unduh dari link Ziddu Download Chemical Excelets. Gratis.

Semoga bermanfaat.

Hubungan sinergis antara Bioinformatika dan Biokimia

Semenjak struktur 3D (tiga dimensi) DNA dielusidasi pada tahun 50an oleh Watson dan Crick, ilmu Biokimia telah berkembang demikian pesat. Setelah elusidasi struktur DNA, Biokimia diperkaya dengan penemuan-penemuan lanjutan yang tidak kalah penting, seperti penemuan fungsi enzim restriksi, elusidasi struktur 3D protein, sekuensing DNA/RNA/Protein dan tentu saja penggunaan teknologi DNA rekombinan, yang membuka lebar berbagai kemungkinan pada riset rekayasa genetika. Babak baru dalam perkembangan ilmu biokimia terjadi pada pengumuman Human Genome Project (Proyek Genom Manusia/PGM). Proyek ini bertujuan untuk mensekuensing seluruh sekuens DNA (Genom) yang terdapat pada manusia. Setelah proyek sekuensing ini selesai, diharapkan kedepannya informasi dari Genom tersebut bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai mekanisme ekspresi genetik, interaksi protein-protein, dan mekanisme penularan virus pada manusia. Aspek rekayasa dari proyek ini, tentu saja adalah untuk mendesain agen terapi untuk berbagai penyakit, baik penyakit menular atau tidak menular. Setelah proyek ini selesai pada tahun 2001, pada database genbank di situs NCBI (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/) , terdapat berbagai data sekuens DNA/RNA/Protein, yang tersebar di berbagai entri. Namun, apakah makna dari semua data sekuens tersebut? Bagaimana mengkonversi data-data mati tersebut, menjadi informasi yang berguna demi kepentingan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan? Mari kita simak.

Bersamaan dengan pengembangan ilmu Biokimia/Biologi Molekuler, Teknologi Informasi (TI), sebagai ilmu yang baru, juga berkembang pesat. Semenjak Intel, IBM, dan Microsoft berkolaborasi untuk menciptakan IBM PC, maka komputer menjadi barang yang bisa digunakan oleh semua kalangan. Sementara Apple menciptakan Macintosh, yang adalah komputer dengan GUI (Graphical User Interface), yang segera ditiru oleh Microsoft dengan Windowsnya. Dengan demikian, komputer menjadi semakin mudah digunakan, karena berbasis grafis. Akhirnya, perkembangan dunia TI telah mencapai babak baru, setelah Linus Torvald menciptakan sistim operasi Linux, yang adalah Open Source. Dengan kaidah Open Source, maka dimungkinkan diciptakan software, yang dapat digandakan, dan dimodifikasi tanpa mendapat tuntutan hak cipta (copyrights). Prinsip ini memungkinkan penyebaran ilmu pengetahuan, tanpa batas, dan murah. Contoh dari aplikasi Open Source adalah ensiklopedia Wikipedia. Adapun TI telah sukses diaplikasikan pada industri kelas berat, seperti keuangan dan militer. TI pun juga telah sukses diaplikasikan pada dunia kedokteran/kesehatan, misalnya untuk manajemen rumah sakit, dan Medical Imaging. Namun, bagaimana peran TI dalam menyelesaikan masalah Biokimia/Biologi Molekuler? Bagaimana hubungannya dengan ilmu kimia?
Setelah PGM diselesaikan, muncul masalah baru. Sebab, untuk mengetahui mekanisme biokimiawi/biomolekuler pada tubuh manusia, informasi mengenai sekuens DNA saja tidak cukup. Diperlukan juga informasi mengenai sekuens RNA dan Protein. Akhirnya, data mengenai sekuens protein sudah mulai banyak, namun akhirnya muncul pertanyaan baru lagi. Hanya dengan mengetahui sekuens protein, tidak mungkin mengetahui bagaimana reaktivitas protein. Reaktivitas protein sangat tergantung pada struktur protein, dengan kata lain struktur primer, sekunder, tersier dan kuartenernya harus diketahui. Jika membicarakan struktur protein, ini sudah memasuki ilmu kimia, sebab dalam pembentukan struktur protein, ikatan kimia berperan sangan penting.

Diberdayakan oleh Blogger.
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
@Copyright 2011 | Blogger diubah Oleh Dedi Supriyadi - Himpunan Mahasiswa Kimia UIN Jakarta Powered by Blogger | Indonesia